Siapa Berkoalisi Dengan Siapa

Siapa berkoalisi dengan siapa menjadi isu politik paling hangat paska Pemilu Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014. Terlebih, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, perolehan suara partai politik juga diperkirakan tidak ada yang mencapai 20 persen, sehingga tidak ada yang bisa mengajukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) secara mandiri.

Kondisi ini membuat seluruh partai wajib bersikap terbuka khususnya dalam konteks Pemilihan Presiden (Pilpres). Tak terkecuali seperti PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang meraih posisi teratas.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Rokhmin Dahuri, menegaskan bahwa partainya tidak akan kaku dalam menjalin kerjasama dengan partai lain. Bahkan, PDI Perjuangan saat ini tengah mempertimbangkan nama politisi Partai Golkar, Akbar Tandjung sebagai salah satu calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Kapasitas Akbar pun diakui oleh sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

http://aribicara.blogdetik.com/files/2014/04/44ebb35a1d7146082257c189c08ba31d_koalisi-vs-oposisi.png

"Akbar-Mega chemistry-nya masuk banget. Dalam sebuah rapat reguler partai, Ibu Mega mengatakan The Top Leader jatuhnya ke Bang Akbar," kata Rochmin dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 11 April 2014.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini mengklaim apabila ada perubahan strategi dari Partai Golkar, misalnya dengan mengajukan diri sebagai cawapres, kemungkinan besar Akbar akan masuk dalam radar Partai Berlambang Banteng Moncong Putih tersebut.

"Kami belajar dari pengalaman hidup. Tidak kaku-kakuan. Kami cair dengan siapapun. Bahkan dengan Demokrat sudah ada komunikasi, meskipun baru lingkaran satu," ucap dia.

Sementara itu, Akbar Tandjung yang juga hadir dalam diskusi tersebut segera memberikan tanggapannya. Mantan Ketua DPR RI ini menilai, tokoh yang memiliki kapasitas sebagai cawapres cukup banyak. Bukan hanya dirinya.

"Misalnya dalam survei, Pak Mahfud MD juga disebut-sebut. Dia kuat jika jadi cawapres," katanya.

Terkait klaim Rochmin yang menyebut dirinya klop dengan Megawati, Akbar membenarkannya. Bahkan tak hanya sekedar satu chemistry, Akbar malah menyebut hampir pacaran dengan Putri Proklamator RI, Soekarno itu.

"Hampir pacaran itu kami dulu sama-sama les Bahasa Inggris. Kemudian biasa pulang bareng habis les itu. Ayo Mbak saya antar. Ya alhamdulillah mau (diantar). Tapi waktu itu beliau sudah berkeluarga. Jadi saya tahu diri," ucap Akbar.

Sekedar diketahui, selain Akbar, nama politisi Partai Golkar lain yang disebut-sebut layak maju sebagai cawapres adalah Jusuf Kalla (JK). Bahkan isu JK berpasangan dengan Jokowi sendiri telah lama muncul ke publik. (ren)
sumber : viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar