Jokowi Ogah Bertanggungjawab Soal Anjloknya Rupiah

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak khawatir terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Menurut Jokowi, faktor yang menyebabkan nilai rupiah terus merosot adalah faktor eksternal.

"Saya kira semua negara mengalami itu dan masyarakat tenang sajalah," kata Jokowi, di SMK PGRI 2 Madiun, Jawa Timur, Jumat, 6 Maret 2015. Yang penting, kata Jokowi, fundamental perekonomian Indonesia terpantau baik.

Jokowi Menolak Disalahkan Soal Anjloknya Rupiah
Jokowi Menolak Disalahkan Soal Anjloknya Rupiah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di rapat pimpinan nasional TNI-Polri di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, 3 Maret 2015. Rapim TNI dan Polri tersebut mengambil tema Sinergitas TNI-Polri Penggerak Revolusi Mental. Tempo/Aditia Noviansyah

"Inflasi rendah. Bahkan Januari-Februari deflasi. Kemudian dari sisi fiskal APBN kita, ruang untuk pembangunan juga lebih besar," kata Jokowi. "Ini juga akan memicu pertumbuhan ekonomi."

Jokowi kembali tak ingin disebut merosotnya nilai tukar rupiah disebabkan pasar yang kecewa terhadap kebijakannya. Menurut Jokowi, yang mempengaruhi merosotnya nilai tukar rupiah adalah faktor global, seperti quantitative easing.

"Ekonomi di Eropa saya kira pengaruh, pengaruh seperti itu dan semua negara mengalami itu," ujar Jokowi.

Hari ini, rupiah naik menjelang penutupan perdagangan sebesar 13,7 poin (0,11 persen) ke level 12.976,3 per dolar Amerika Serikat. Pada Kamis lalu, kurs tengah Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah pada level 13.022 per dolar AS, atau terendah sejak Agustus 1998.

Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika diperkirakan memukul industri terutama yang memiliki utang valuta asing besar dan menggunakan bahan baku impor. Anggota Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia, Handaka Santosa, khawatir melempemnya rupiah bakal memukul konsumen produk impor.

Sumber : tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar