Ukuran Dalam Memilih Wakil Rakyat

Ukuran Dalam Memilih Wakil Rakyat Tokoh yang memiliki paras tampan dan berkharisma menjadi daya tarik ketika pemilu digelar. Boleh jadi ada yang berpendapat bahwa di balik wajah rupawan terdapat hati mulia dan jiwa pemimpin.

Namun, pandangan tersebut tidak berlaku bagi anak muda Jakarta. Hal itu terlihat dari survei yang dilakukan Transparency International Indonesia (TII). Dari berbagai kriteria yang diharapkan, ternyata hanya sebanyak 1,46 persen dari 933 responden pemilih pemula yang memilih caleg berdasarkan wajah yang cantik atau tampan. 

Bagi sebagian besar responden, ukuran memilih wakil rakyat adalah kepribadian yang jujur dan memiliki memiliki kapabilitas dalam memimpin. Untuk kedua pilihan itu, presentasinya masing-masing sebesar 9,18 persen dan 6,88 persen.

http://setia1heri.files.wordpress.com/2014/03/jadwal-kampanye-pileg-2014.jpg

"Pemilih pemula lain, menentukan pilihan berdasarkan ketegasan, ketegaran, perhatian pada rakyat, wawasan yang luas, taat beragama dan berpenampilan menarik," ujar Sekretaris Jenderal TII, Dadang Trisasongko. 

Menurut Dadang, sifat jujur menjadi barometer utama anak muda dalam memilih lantaran maraknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Sehingga bagi mereka, wakil yang jujur dan bersih dari perilaku korupsi merupakan sosok ideal untuk menjadi anggota legislatif.

"Anak muda sudah bosan dan galau dengan sistem politik selama ini yang hanya menghasilkan pemimpin korup. Makannya, pemimpin yang memiliki karakter jujur kini menjadi dambaan mereka," ungkap Dadang. 

Senada dengan Dadang, Kepala Departemen Youth TII, Lia Toriana mengatakan, hasil survei tersebut adalah bukti bahwa menjual tampang saja tidak bisa jadi modal untuk meraih suara dari kalangan muda. Para caleg, harus lebih bekerja keras untuk meyakinkan pemilih pemula bahwa mereka pantas dipercaya karena memiliki integritas dan siap melawan korupsi.

"Kalau dulu, wajah ganteng atau cantik menjadi jualan laris para calon pemimpin. Tapi sekarang, kejujuran menduduki peringkat prioritas," tutur Lia.

Menanggapi hasil survei, Deputi Direktur Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Veri Junaidi mengatakan, hasil survei tersebut merupakan hal yang positif. Sebab, anak muda dapat menjadi motor penggerak untuk menolak calon wakil rakyat yang melakukan praktek politik uang.

"Hanya saja, anak muda harus datang ke TPS dan memilih wakil yang dia yakini. Sebab, jika memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya (golput), maka tidak akan ada perubahan yang terjadi.
sumber : Plasadana 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar