Partai Islam Vs Partai Nasionalis

"Survei bukan hantu yang kemudian kami harus takut, dan survei bukan Tuhan yang harus kita yakini." Itu adalah komentar Ketua Fraksi PKS di DPR, Hidayat Nurwahid, saat menanggapi hasil survey yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ahad, 14 Oktober 2012 lalu. Saat itu, LSI merilis bahwa partai Islam tidak ada yang memperoleh suara di atas 5 persen.

Hari ini, Ahad 17 Maret 2013 atau tepatnya lima bulan setelah pengumjuman hasil survei itu, LSI Network kembali menyampaikan hasil survei dengan topik yang kurang lebih sama. Hasilnya, lagi-lagi, tidak ada partai Islam dan berbasis massa Islam yang menembus angka 5 persen.

http://www.suara-islam.com/images/berita/22_20130317_075041.jpg

Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam konferensi pers LSI Network di Jakarta, Ahad (17/3/2013), mengatakan suara partai Islam dan partai berbasis massa Islam terbesar ditempati PKB dengan suara 4,5 persen, PPP meraih 4,0 persen, PAN 4,0 persen, dan PKS 3,7 persen. PBB yang juga partai Islam belum dimasukkan dengan alasan belum pasti ikut Pemilu 2014.

Survei dilakukan pada 1 hingga 8 Maret lalu, dengan metode multistage random sampling, jumlah sampel 1.200 responden, dan margin of error 2,9 persen.

Menurut LSI, krisis partai Islam sangat jelas kalau dibandingkan dengan partai nasionalis yang menempati posisi teratas. Partai Golkar mengumpulkan 22,2 persen, PDI Perjuangan mendapat 18,8 persen, Partai Demokrat meraih 11,7 persen, dan Partai Gerindra 7,3 persen.

Adjie mengatakan, dampak suara partai Islam ternyata merembet dengan popularitas tokoh partai Islam yang kalah pamor dibanding tokoh partai nasionalis.

Hal itu tersaji dengan kandidat calon presiden (capres) capaian Megawati Soekarnoputri tertinggi dengan suara 20,7 persen, Aburizal Bakrie mengumpulkan 20,3 persen, Prabowo Subianto meraih 19,2 persen, Wiranto 8,2 persen, dan Hatta Rajasa sebagai representasi tokoh Islam hanya mendapat 6,4 persen.

Adapun untuk cawapres, posisi tertinggi ditempati Jokowi dengan suara 35,2 persen, posisi kedua diduduki Jusuf Kalla dengan 21,2 persen, Hatta Rajasa mendapat 17,1 persen, Mahfud MD 15,1 persen, dan Suryadharma Ali 2,9 persen.

"Untuk tokoh capres partai Islam kalah pamor. Untuk cawapres, Jokowi menjadi primadona," kata Adjie.// suara-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar