Isu Miring Ical Vs Prabowo

Isu Miring Ical Lebih Kompleks Dibanding Prabowo -- Sugeng Sarjadi Syndicate menilai isu miring mengenai Aburizal Bakrie (ARB) lebih kompleks dibandingkan dengan Prabowo Subianto sehingga tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar itu lebih rendah daripada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

"Isu-isu miring tentang Aburizal lebih kompleks dibandingkan Prabowo, misalnya lumpur Lapindo, isu Jawa dan non-Jawa," kata Direktur Eksekutif SSS Ari Nurcahyo di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, ARB memang populer, namun masih memiliki kontroversi, sedangkan elektabilitasnya tidak setinggi Partai Golkar.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan pidato politik saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimas) V Partai Golkar di Jakarta, Jumat (22/11). 


Ari menilai Prabowo memiliki masalah, namun isunya elitis misalnya pelanggaran hak asasi manusia. Isu itu, menurut dia, tidak akan mempengaruhi persepsi publik dalam Pilpres 2014."HAM itu isu elitis dan tidak akan mempengaruhi pemilihan publik," ujarnya.

Mengenai sosok Joko Widodo (PDIP, Gubernur DKI Jakarta), menurut dia, memiliki fenomena yang mampu memenuhi harapan masyarakat yaitu mengayomi keinginan publik.

Hal itu, menurut dia, terkait sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia bahwa masyarakat membutuhkan pemimpin yang mampu membawa perubahan.

Sementara itu peneliti SSS Ridho Imawan Hanafi menilai ARB membutuhkan sosok dari kalangan Jawa untuk meningkatkan elektabilitasnya. Namun langkah itu menurut dia tidak akan optimal karena yang menjadi kunci adalah sosok bakal capres (ARB) yang dilihat publik.

"Jadi siapapun (bakal) cawapres tidak akan berpengaruh karena yang menentukan (perolehan suara di Pilpres 2014) adalah ARB sendiri," katanya.

Ridho menyebut beberapa nama yang potensial mendampingi ARB yaitu Ketua Muslimat NU Khofifah Indarparawansa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Dalam kajian itu disebutkan elektabilitas Jokowi sebesar 22,97 persen, Prabowo Subianto 19,01 persen, Aburizal Bakrie 12,09 persen, dan Megawati Soekarnoputri 11,42 persen. Selanjutnya Wiranto 7,28 persen, Jusuf Kalla 5,27 persen, Abraham Samad 5,20 persen, dan Dahlan Iskan 5,19 persen.

SSS juga menyebutkan tokoh yang paling berpeluang memenangi Pilpres 2014 adalah Joko Widodo (JOkowi). Apabila PDI Perjuangan tidak mencalonkan Jokowi sebagai capres makan Prabowo yang cenderung diuntungkan.

Kajian SSS itu menggunakan pendekatan meta analisis dari hasil survei 20 lembaga survei yang dirilis pada Februari hingga Desember 2013, dan juga menggunakan focus group fiscussion (FGD).

Sumber data diambil dari publikasi hasil survei, dokumentasi pemberitaan, dan studi pustaka. Skala kesalahan kajian itu 0,01 persen.
sumber : republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar