Berapa Harga Jas Jokowi Untuk Debat Capres Kemarin? - Jargon kesederhanaan yang dilakonkan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) dinilai hanya pencitraan dan realitasnya meleset jauh.
Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ziyad Falahi mempertanyakan kesederhanaan yang digembar-gemborkan duet Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kubu Jokowi selalu gembar-gemborkan soal baju Jokowi tak lebih dari Rp100 ribu. Saya mau tanya, jas yang buat debat capres kemarin, berapa?," ungkap Ziyad kepada inilah.com, di Jakarta, Kamis (19/06/2014).
Dia menuturkan kesederhanaan yang diampilkan Jokowi hanyalah jargon politik semu. Kenyataannya belum tentu seperti itu. Apalagi terkuak foto Jokowi di media sosial beberapa waktu lalu, sedang menikmati perjalanan di sebuah jet pribadi mewah bersama Anies Baswedan.
"Publik selalu dicekoki kesederhanaan ala Jokowi. Seolah-olah apa adanya. Sayangnya itu blunder karena rakyat semakin cerdas. Ternyata tak seindah warna aslinya," tandas Ziyad.
Bung Karno yang teruji kerakyatannya saja, lanjut Ziyad, mengejawantahkan kesederhaan bukan dari cara berpakaian. Namun dari pola pikir, semangat dan kebijakannya.
"Bung Karno punya selera tinggi dalam hal pakaian. Apalagi untuk acara internasional, pakaian beliau berkelas sekali. Ini penting agar posisi Indonesia tidak diremehkan atau dipandang sebelah mata," tuturnya.
Sementara itu, kalangan santri dan ulama mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati memilih pemimpin. Tokoh yang terbukti ingkar janji, sebaiknya tidak dipilih.
Ketua Kiai Santri Nusantara (Kesatria NU) Marwan Zainuddin mengatakan, pasangan Jokowi-JK seolah-olah menjadi pasangan ideal. Padahal, sejatinya tidak benar.
"Di putaran dua Pilgub DKI 2012, Jokowi mendapatkan dukungan lebih dari 2,4 juta jiwa, termasuk saya. Belum genap satu periode, amanat rakyat dikhianatinya. Apakah kita mau dibohongi Jokowi untuk kedua kalinya," tandas Marwan di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Rakyat Indonesia, lanjut Marwan, masih teringat akan janji Jokowi yang diucapkan saat jumpa pers di kediaman Megawati pada 20 September 2012.
"Jokowi bilang akan selesaikan tugas sebagai Gubernur DKI sampai tuntas apabila terpilih. Nyatanya rakyat dibohongi," kata Marwan.
Dia mengemukakan, munculnya pandangan publik yang menilai Jokowi haus kekuasaan tidak bisa disalahkan. Terlihat sejak Jokowi menjadi Wali Kota Solo untuk kedua kalinya, tidak sampai tuntas. "Proyek mobil Esemka apa khabarnya? Jokowi yang mempopulerkan, Jokowi pula yang menenggelamkan," tutur dia.
Berangkat dari karakter Jokowi yang tidak amanah, Marwan bersama sejumlah santri dan ulama, membentuk Kesatria NU yang mendukung Prabowo-Hatta.
"Apakah masalah krusial di Jakarta, sudah terselesaikan. Masalah Transjakarta berkarat, MRT, taman kota, banjir, kemacetan dan lain-lain. Saya harap masyarakat tidak mudah terbuai pencitraan," pungkas Marwan.[yeh]
Sumber : inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar