PPP Sudah Kalah Sebelum Pemilu

PPP Sudah Kalah Sebelum Pemilu  - "Sesungguhnya strategi politik memecah belah lawan tidak lazim dipakai di Indonesia. Pada zaman Orde Baru strategi itu lazim terjadi. Pada masa itu, lawan dari Partai Golkar selalu dipecah belah. Masa Reformasi, strategi itu tidak digunakan, tapi saat ini politik memecah belah kembali dimulai oleh salah satu parta," kata Arbi Sanit kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Arbi mengatakan, elite-elite politik PPP tidak menyadari, partainya secara halus dan perlahan-lahan sedang di ambang kehancuran. Menurutnya, hal itu terjadi akibat sikap rakus dan pragmatis elite-elite PPP yang khawatir tidak mendapat kekuasaan dalam pemerintahan mendatang.

"Strategi politik memecah belah telah berhasil memojokkan dan memaksa PPP supaya berkoalisi dengan Partai Gerindra. Tanpa disadari ini sekaligus menghancurkan PPP agar semakin tergantung. Partai Gerindra juga berhasil menjebak PPP masuk di bawah kendali kekuasaan Partai Gerindra," kata Arbi.

http://1.bp.blogspot.com/-g0MtdkolE80/UQQMjK4e2rI/AAAAAAAAC6w/pt4yX_Nslhs/s1600/PPP%2B9%2B%2528290X182%2529.jpg

Arbi kemudian menduga, Partai Gerindra berhasil menghancurkan PPP, menyingkirkan sejumlah elite PPP di pusat dan daerah. Elite-elite yang dipecat dikenal keras mengkritik kehadiran ketua umum PPP Suryadharma Ali dalam kampanye Partai Gerindra.

Sebelumnya, pimpinan pusat PPP memecat Wakil Ketua Umum Suharso Monoarfa, Ketua DPW Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Jawa Timur Musyaffa Noer dan Ketua DPW Sulawesi Selatan Amir Uskara.

Arbi mengatakan, salah satu bentuk ketidakcerdasan sejumlah elite PPP dalam berpolitik di antaranya, saat hadirnya Suryadharma dalam kampanye terbuka Partai Gerindra. Tidak hanya hadir, lanjut Arbi, Suryadharma bahkan secara terbuka mendukung Prabowo sebagai calon presiden.

"Itu kampanye partai lain, kok, ketua umum PPP hadir? Kalau itu acara ulangtahun Partai Gerindra tidak apa hadir, tapi ini kan kampanye partai lain. Memangnya PPP sekarang ini anak atau subordinat dari partai lain ? Kalau PPP sekarang sudah subordinat Partai Gerindra misalnya, tidak apa-apa jika Suryadharma hadir," ujar Arbi.

Oleh karena itu, kata Arbi, kehadiran Suryadharma dalam kampanye Partai Gerindra bahkan secara terbuka mendukung Prabowo tidak masuk akal. Menurutnya, Suryadharma sebagai ketua umum PPP seharusnya memperjuangkan partainya agar bisa bersaing dalam Pemilu 2014.

"Saya kira ini bentuk kerakusan dan tidak cerdas dalam berpolitik. Elite-elite PPP berjuang tidak cerdas. PPP melakukan itu karena panik tidak populer akhirnya menebeng dengan popularitas Prabowo. Tidak ada logikanya sama sekali Suryadharma hadir dalam kampenye Partai Gerindra," kata Arbi.

Segelintir elite PPP termasuk Suryadharma, menurutnya, tidak cerdas dalam berpolitik. Sebab, kata Arbi, mau digiring dan dipecah-belah oleh ekternal partai lain. "Di situ kebodohan elite PPP, tidak bisa membaca situasi. PPP sudah kalah strategi sebelum pemilu dimulai," ujarnya.
sumber : .tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar