Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui dirinya memang sering melawat ke berbagai negara selama dua periode pemerintahannya. Tapi dia menegaskan sudah berusaha mengurangi waktu kunjungan, bahkan mendelegasikan sebagian undangan ke Wakil Presiden Boediono dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
"Bahwa saya memang lebih sering berkunjung ke luar negeri daripada para pendahulu saya, memang fakta. Ini karena acara yang wajib dikunjungi Presiden makin banyak," kata SBY dalam konferensi pers di Hotel Four Seasons, Budapest, di ujung kunjungannya ke Hungaria pada Kamis 7 September 2013, waktu setempat.
SBY lalu memaparkan sejumlah organisasi internasional yang menuntut kontribusi Indonesia, baik dalam bentuk kehadiran maupun peran yang lebih besar. "Dulu tak ada KTT G-20, yang kini summit-nya saja bisa setahun dua kali. Juga ada forum Organisasi Konferensi Islam (OKI)," kata SBY menyebut dua forum yang wajib dihadiri RI-1.
"Kalau mau menuruti, sebenarnya yang wajib saya kunjungi lebih banyak lagi. Sebab itu saya saring dan saya batasi dengan mewakilkan kepada Wapres atau Menlu," katanya lagi.
Selain agenda rutin itu, frekuensi kepergian SBY ke manca negara juga meningkat karena dia ditunjuk oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon menjadi pemimpin bersama panel khusus yang membahas kelanjutan program Millenium Development Goals (MDGs). Selain Presiden Indonesia, PBB juga menunjuk PM Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf menjadi pimpinan panel ini."Kami diberi waktu 6-7 bulan oleh Sekjen PBB untuk membahas pelbagai persoalan pasca tujuan pembangunan berkelanjutan (MDGs)," kata SBY.
Meski berbagai agenda internasional itu menuntut kehadiran dan perhatiannya, SBY menjamin tak melalaikan kepentingan nasional. "Kalau tak ada urgensinya untuk kepentingan bangsa, pasti tak saya hadiri, atau saya percepat waktu kunjungannya," kata dia.
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar